Beranda Seni Budaya dan Pariwisata Media Sosial sebagai Ruang Promosi Desa Wisata

Media Sosial sebagai Ruang Promosi Desa Wisata

98
0

Dalam keseharian, kita pernah melihat bahwasanya terdapat salah satu fenomena yang cukup membuat kita dan penulis khawatir, yaitu hoax. Hoax yang diawal sangat nge-trend ketika pemilihan presiden menjelma menjadi momok yang menakutkan dan telah membuat adanya konflik horisontal ataupun vertikal dalam masyarakat Indonesia.

Konflik yang yang seharusnya tidak terjadi justru menjadi hadir dan dalam hal ini penulis berfikir bahwasanya semua ini dikarenakan orang Indonesia tidak siap dan tidak cakap dalam menggunakan media sosial. Padahal jika seandainya digunakan secara benar, hal seperti desa wisata nusantara bisa dipromosikan.

Penulis mencoba merefleksikan apa yang sebenarnya terjadi dan tentu bicara mengenai sebuah solusi. Kita semua memahami bahwa kita tidak bisa hidup tanpa media sosial dan media sosial adalah termasuk dalam fenomena yang hari ini ada, anak-anak terbiasa menggunakan Tiktok, Instagram dan lain sebagainya dan mungkin untuk generasi yang lebih senior terbiasa menggunakan Facebook atau Twitter.

Dalam penggunaanya, orang Indonesia memang tidak terlalu sering untuk melakukan check and recheck atas informasi yang mereka dapatkan hari ini. Hal terlihat misalkan dalam postingan mengenai salah satu tokoh yang dianggap tidak memiliki agama atau tuduhan-tuduhan lain di media seperti Tiktok Facebook Instagram dan lain-lainnya tidak disediakan satu platform untuk mengecek apakah berita tersebut atau informasi tersebut benar adanya khususnya untuk informasi informasi yang dianggap penting. Tapi disisi lain manusia sebagai makhluk yang berfikir barangkali sudah seharusnya menjadi filter utama tanpa mengharapkan adanya teknologi untuk mengecek soal kebohongan dan atau kebenaran dari informasi tersebut. Hal inilah barangkali bagi penulis yang menjadi masalah; Penulis melihat bahwa tentu apabila hal ini dibiarkan begitu saja tanpa solusi akan menghasilkan banyak masalah.

Bayangkan suatu informasi bisa mengadu domba satu kelompok atau perorangan atau lebih parah, bisa menghasilkan konflik yang berskala daerah atau mungkin nasional. Tentu kita tahu dalam beberapa masalah politik dan sosial di Indonesia hal seperti ini sering terjadi.

Penulis juga memahami dan meyakini apabila media sosial yang digunakan secara bijaksana dan baik tentu akan memberikan efek besar kepada masyarakat akan memberikan begitu banyak keuntungan dalam kecepatan informasi dan mampu mengakses tempat-tempat yang dahulu barangkali tidak bisa diakses oleh media sebagaimana koran dan teman-temannya.

*Wildan Muhammad Qurtubhi, Staf Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT

The post Media Sosial sebagai Ruang Promosi Desa Wisata first appeared on pelitaindonews.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.